Jumat, 20 Desember 2013

Analytical Exposition Text

 Assalamuaikum wr.wb

Bertemu lagi dengan saya di kesempatan yang berbeda, kali ini saya ingin berbagi posting tentang analytical exposition text. Meskipun saya pribadi tidak terlalu menyukai pelajaran b.inggris tetapi saya mencoba untuk menyukai nya lewat belajar dari tugas-tugas yang diberikan oleh guru disekolah. Yang akan posting ini merupakan pelajaran yang di berikan oleh guru saya, yang kebetulan gurunya saat itu guru ppl (miss nisa ♥) Oke tanpa basa basi langsung saja...

1.      Pengertian dan tujuan Analytical Exposition Text

Analytical exposition text is a text that elaborates the writer’s idea about the phenomenon surrounding. Its social funcation is to persuade the reader that the idea is important matter. And Analytical exposition text is atext that tries to provide a comprehensive explanation of aproblem by showing the suporting opinions.
Purpose is to persuade the reader or listener that there is something that, certainly needs to get attention and to analyze a topic , to analyze a topic and to persuade the reader that this opinio is correct and supported by arguments.

2.      Generic Structure of Analytical Exposition Text

 

  1. Thesis is used to introduce the topic and indicating the writer’s position
  2. Arguments are used to explain the arguments ti support the writer’s position
  3. Conclusin or reiteration is used to restate the writer’s position

3.      Language Features of Analytical Exposition Text

 

a.       Emotive words are word (in particular adjectives or adverbs) that relate to or refer to emotions.

b.      Word that qualify statements

c.       Word that link arguments is used to remark the arguments

d.      Compound sentence and complex sentence

e.       Present tense

f.       Passive Sentence  is something is done be the subject

 

4.      Contoh Analytical Exposition Text

 

Faktor kenakalan remaja pada siswa

Menurut saya kenakalan remaja pada siswa saat ini sering terjadi di sekitar kita. Faktor terjadinya kenakalan remaja antara lain, keluarga, pertemanan atau pergaulan, dan media elektronik
Pertama, keluarga adalah faktor utama terjadi nya kenakalan remaja. Keluarga yang berantakan tidak harmonis menyebabakan seorang anak dapat melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma norma. Selain itu  dapat juga disebabkan oleh kemiskinan dari keluarga dan kurangnya pengetahuan agama dari keluarga
Kedua, pergaulan adalah faktor selanjutnya dari kenakalan remaja . Pergaulan dalam memilih teman dapat menentukan  kualitas siswa tersebut. Apabila seorang siswa salah pilih teman akan menyebabakan tindakan nya tidak sesuai aturan sehingga sering sekali di kalangan remaja yang telah  mengenal narkoba, rokok dan lain lain.
Yang terakhir, media elektronik menjadi faktor kenakalan remaja karena lewat media ini siswa dapat mengetahui berbagai tindakan kekerasan. Misalnya perkelahian antar kelompok atau tawuran
Dari fakta diatas, kita sebagai siswa dapat menjauhi  kenakalan remaja dari faktor tersebut  dan berusaha menjadi remaja yang baik

Juvenile delinquency factor in students

I think juvenile delinquency in students today are often happens around us. Factors such as the occurrence of juvenile delinquency, family, friendship or association, and electronic media

First, the family is the main factor of its happening juvenile delinquency. Broken family is not harmonious causing a child to perform actions that are not in accordance with the norms. But it can also be caused by the poverty of the family and the lack of religious knowledge of family

Second, the association is the next factor of juvenile delinquency. Association in choosing friends can determine the quality of the students. If a student incorrectly choose his friends would not cause any action by the rules so
every so often among adolescents who had known drugs, cigarettes and others.

The latter, the electronic media became 
juvenile delinquency factor because through this medium students can find out various acts of violence. Such as fights or brawls between groups

Of the above facts, we as students can avoid delinquency of these factors and try to be a good teen

Demikian lah penjelasan saya tentang Analytical Exposition Text, apabila masi ada yang kurang jelas diskusikan lah bersama temanmu dan bertanya lah denga guru. Semoga bermanfaar.. :D see you

Sabtu, 14 Desember 2013

Arsitektur dalam Ayat Al-Quran



Penerapan Al-Quran dalam Konsep Arsitektur
BAB 1
1.      Pendahuluan

a                    a.   Latar belakang

Arsitektur adalah sesuatu yang muncul dengan didasari sebuah alasan yang dapat menguatkan posisinya sebagai media aktualisasi sehingga akhirnya tercipta sebuah lingkungan binaan yang kondusif untuk ditempati. Dapat dikatakan bahwa arsitektur lahir sebagai jawaban atas sebuah keadaan yang mendukung untuk keadaan yang lebih baik dan juga dinamisasi manusia. Sebagai contoh rumah pada jaman dahulu dan sekarang sangat berbeda mengingat tingkat kebutuhan, fungsi dan juga jarak pandang mereka yang terbatas menjadi alasan utama perbedaan tersebut. Begitu juga alam yang sengaja diciptakan Tuhan dengan demikian sempurna dan sangat teratur, tentunya dibalik semua itu ada sebuah maksud atau pelajaran yang dapat diambil sebagai sebuah pelajaran.
Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim. Aspek Fisik adalah sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya. Aspek Metafisik adalah sesuatu yang tidak tampak panca indera tapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni/ pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada didalam bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur. Contoh lain hasil desain ruang2 dalam sebuah rumah, bisa menjadikan komunikasi orangtua dan anak lebih dekat, sehingga membuat mereka rajin beribadah.
Sebagian dari umat islam yang mempunyai tujuan hidup untuk menjadi seorang khalifah di muka bumi, maka sudah seharusnya lah kita sebagai seorang calon arsitek muslim memperhatikan keberlangsungan lingkungan sekitar dalam pembuatan hasil rancangan kita. Agar kita tidak menjadi seorang arsitek yang berdarah dingin, yang acuh tak acuh dengan sekitarnya. Al Quran sebagai pedoman hidup sepanjang masa pun ternyata menunjang hal-hal yang termasuk didalamnya adalah dunia arsitektur.

b.    Tujuan
Untuk dapat menerapkan suatu rancangan bangunan yang sesuai dengan kaidah islam yang sesuai dalam alquran, yang berada dilingkungan sekitar kita tanpa adanyanya unsur ketinggalan jaman. Selain itu, untuk mengantarkan pembaca kepada pemahaman bahwa di dalam setiap ciptaan Allah SWT terdapat banyak sekali hikmah dan makna yang dapat diterapkan dalam dunia keilmuan arsitektur

BAB 2
2.      Pembahasan

            a. Analogi Arsitektur di Dlam Al-Quran

Al-Qur’an sebagai kitab pedoman utama kehidupan, sesungguhnya merupakan lautan hikmah dan pelajaran yang tak terkira tepi dan dasarnya. Al-Qur’an menjadi inspirasi dan dasar bagi penulisan begitu banyak buku sesudahnya. Tidak tercatat dalam sejarah, sebuah kitab pun yang dapat menandingi al-Qur’an dalam hal ini. Berjuta buku yang telah ditulis berdasarkannya pun tak sanggup menguraikan isi dan kandungan al-Qur’an secara menyeluruh. Hal ini disebabkan isi dan kandungannya yang begitu luas dan dalam untuk diselami. Karenanya, setiap usaha untuk mengambil pelajaran dan memperoleh hikmah dari sebagian kecil isi dan kandungan al-Qur’an pun akan sangat berarti bagi perkembangan pengetahuan dan peningkatan kesadaran kita sebagai makhluk Allah swt.
Salah satu contoh perumpamaan atau analogi arsitektur terdapat pada surat At-Taubah ayat 109, yang artinya:
Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
(QS. at-Taubah [9]:109)
 Dalam ayat di atas, Allah swt. membuat perumpamaan tentang keadaan orang-orang yang zalim dengan orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh. Perumpamaan ini membawa orang yang membacanya untuk membayangkan secara langsung, betapa sia-sia perbuatan mendirikan bangunan di tepi jurang dan betapa perbuatan itu sebenarnya membahayakan dirinya sendiri.
Contoh lain dari analogi ini, adalah pemaparan al-Qur’an di dalam surat An-Naml ayat 44 tentang kekaguman Ratu Saba ketika memasuki istana Nabi Sulaiman.
Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.” (QS. an-Naml [27]:44)
Di dalam ayat ini, dideskripsikan kemajuan teknologi bangunan yang telah dicapai di masa lalu. Penggunaan kaca sebagai bahan lantai, sehingga menampilkan kesan seperti air, mencerminkan teknik konstruksi dan karya seni yang sangat mengagumkan, bahkan sampai saat ini. Dengan demikian, kita lalu dapat menepis anggapan bahwa orang masa kini lebih pintar dari orang di masa lalu. 
Selain itu, ayat ini juga memberikan pelajaran kepada manusia tentang betapa setiap kekaguman terhadap keindahan dan nilai-nilai estetika arsitektur seharusnya bermuara pada kesadaran dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah swt. sebagai pemilik segala keindahan dan keagungan. Setiap arsitek muslim harusnya menyadari bahwa segala kemampuannya mengelola keindahan itu tidak lain dikarenakan karunia Allah kepadanya. Karenanya, semangat yang terbangun harusnya terjaga dari keinginan untuk menonjolkan dan menyombongkan diri dengan karya arsitektur yang dihasilkannya.
Beberapa ayat lain di dalam al-Qur’an juga menceritakan betapa majunya peradaban dan teknologi yang telah dicapai oleh bangsa-bangsa yang telah lalu. Al-Qur’an mendeskripsikan tentang kota ’Iram yang memiliki tiang-tiang yang tinggi, kaum Tsamud yang memahat tebing-tebing yang tinggi untuk dijadikan bangunan, serta Fir’aun dan arsiteknya Haman yang membuat bangunan yang tinggi. Lebih jauh, al-Qur’an juga memaparkan tentang bagaimana akhir peradaban bangsa-bangsa itu. Bekas-bekas peninggalan kota-kota itu bahkan masih dapat kita lihat dan temui saat ini.
 Itu adalah sebahagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah.” (QS. Huud [11]:100)
Hal ini memberikan sangat banyak pelajaran kepada manusia. Pelajaran pertama yang dapat diambil, adalah bahwa tidak ada kebesaran yang dapat bertahan terhadap kehancuran di dunia ini. Kita dapat melihat peninggalan peradaban bangsa Mesir, Mesopotamia, Yunani, Romawi, China, India, Inca, Maya, dan sebagainya, yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Sehebat apapun peradaban yang dibangun, selalu terdapat siklus yang dilalui, yaitu kelahiran, perkembangan, puncak kemajuan dan masa kemunduran. Hal ini menunjukkan kepada manusia, bahwa hidup di dunia ini sesungguhnya teramat singkat jika dibandingkan dengan kehidupan di akhirat kelak. Penyalahgunaan nikmat Allah SWT untuk bermegah-megahan dan hidup dalam kemewahan mengakibatkan manusia lalai dan menganggap kehidupan di dunia ini abadi. Karenanya, sembari mensyukuri segala karunia di dunia ini, manusia hendaknya tidak melupakan tujuan utamanya untuk meraih kehidupan yang lebih baik dan lebih kekal di akhirat kelak.
Pelajaran kedua yang dapat diambil dari kisah-kisah itu, adalah bahwa setinggi apapun kecerdasan dan kepintaran manusia, jika dibarengi dengan kesombongan dan pengingkaran akan nikmat dan perintah Allah swt., maka akan mengakibatkan kehancuran dan kebinasaan terhadap manusia itu sendiri.
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.” (QS. ar-Ruum [30]:9)

Peninggalan-peninggalan peradaban bangsa terdahulu di bidang arsitektur sangat banyak tersebar di muka bumi. Situs-situs purbakala ini dilestarikan dengan baik sebagai salah satu sumber ilmu sejarah, budaya, arkeologi, dan sebagainya. Perkembangan penemuan-penemuan di bidang arkeologis dan sejarah ini tentu bukanlah suatu kebetulan semata. Allah swt. telah menjadikannya sebagai bukti-bukti nyata yang dapat dilihat oleh manusia-manusia yang datang kemudian, agar mereka menjadikan semua itu sebagai bahan pelajaran dan peringatan.

Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah [2]:66).

b                      b. Konsep dasar  teori  Atsitektur
Selain beberapa contoh analogi arsitektur di dalam al-Qur’an diatas, dapat kita temui pula pada tataran konseptual. Dalam dunia arsitektur, secara umum dikenal sebuah konsep dasar yang dicetuskan oleh Vitruvius, seorang arsitek yang hidup di zaman Romawi, untuk menilai sebuah obyek arsitektur. Konsep dasar ini terdiri dari tiga unsur utama, yaitu kekokohan (firmitas), kegunaan (utilitas) dan keindahan (venustas). Alam semesta dan segala yang ada di dalamnya ternyata mengandung nilai-nilai kekokohan (firmitas), kegunaan (utilitas) dan keindahan (venustas) yang sangat sempurna. Pelajaran ini bahkan dapat diperoleh dari ciptaan-ciptaan Allah SWT yang seringkali dianggap remeh oleh manusia, seperti lebah, semut dan laba-laba.

Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: “Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”.” (QS. An-Naml [27]:18)

Sarang-sarang mereka dianggap lemah dan tidak berarti oleh manusia, sehingga seringkali manusia merusaknya, dengan sengaja ataupun tidak, tanpa rasa berdosa. Padahal, di balik setiap penciptaan mereka terdapat hikmah dan pelajaran yang sangat besar, bahkan bagi perkembangan keilmuan arsitektur saat ini. Di dalam sebuah sarang lebah madu misalnya, terdapat sebuah perhitungan matematis yang sangat akurat tentang optimalisasi pembentukan ruang dari segi bahan baku dan volume ruangan. Sementara itu, di dalam sebuah sarang semut terdapat mekanisme pengaturan panas dan sterilisasi ruang, seperti yang dibutuhkan di dalam perancangan sebuah rumah sakit. Lebih jauh, dari rumah-rumah laba-laba yang kita anggap lemah, ternyata kita juga dapat memperoleh pelajaran mengenai prinsip struktur kabel yang kuat menahan beban tarik.
Pada ayat-ayat dibawah ini kita bisa mengambil konsep dasar untuk membuat konsep perancangan yang lebih baik dan tidak merusak lingkungan.
A.  Ayat pertama
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui “( al-baqoroh : 22)
Dalam merancang, aspek vegetasi merupakan menjadi prioritas utama yang harus kita dipikirkan. Selain mengurangi suhu disekitarnya hingga 1-2◦c vegetasi merupakan view naturalis yang sangat indah untuk menghiasi sebuah tempat mukim. Yang menjadi pembahasan adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan vegetasi bukan hanya sebagai penyejuk lingkungan, tetapi bisa juga untuk diambil keuntungan darinya. Oleh karena itu hendaknya kita menanami pepohonan yang menghasilkan buah dan bisa dinikmati buahnya, sehingga tidak hanya menjadikan tempat mukim sejuk,tetapi juga bisa memberikan manfaat kesehatan bagi orang yang bermukim.
B.  Ayat kedua
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (an-nisa’ : 176)
Islam adalah agama yang sarat dengan etika moral dalam segala aspek kehidupan,lantas adakah etika yang berhubungan dengan arsitektural….? menjaga silaturrahim yang baik terhadap tetangga merupakan etika moral yang bisa kita kembangkan kearah arsitektural, contohnya dengan penggunaan pembatas rumah atau pagar yang tidak berlebihan/terlalu tinggi
C.  Ayat ketiga
“Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana “( At-taubah 110 )
Ayat ketiga lebih mengarah kepada aspek psikis yang terjadi sekarang. Ayat ini menjelaskan tentang mereka yang mendirikan bangunan tanpa memikirkan lingkungan sekitarnya sehingga mereka merasa ragu dan was-was dikarenakan dampak yang terjadi karena ulah mereka sendiri.

c.  Berpadunya Arsitektur dan Alam Sekitarnya 

Arsitektur dan alam sekitar yang coba berpadu didalam konsep Green Architecture juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan, adalah sebuah usaha dari para praktisi di dunia arsitektur untuk membantu membuat bangunan yang lebih ramah lingkungan tanpa  meninggalkan segi-segi estetis yang menjadi ciri khas arsitektur.
Sebagai bagian dari umat islam yang mempunyai tujuan hidup untuk menjadi seorang khalifah di muka bumi, maka sudah seharusnya lah kita sebagai seorang calon arsitek muslim memperhatikan keberlangsungan lingkungan sekitar dalam pembuatan hasil rancangan kita. Agar kita tidak menjadi seorang arsitek yang berdarah dingin, yang acuh tak acuh dengan sekitarnya. Al Quran sebagai pedoman hidup sepanjang masa pun ternyata menunjang hal-hal yang termasuk didalamnya adalah dunia arsitektur.

                   Berikut ini, beberapa ayat Al Quran yang coba kami tafsirkan dan kaji lebih dalam akan keterkaitannya dengan arsitektur :
1.       Surat Al-Hijr ayat 45-48
Sesungguh orang-orang yang bertakwa itu dalam taman-taman surga dan (dekat) mata air (yang mengalir). Dikatakan kepada mereka, masuklah kedalamnya dengan sejahtera dan aman. Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka, mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan diatas dipan-dipan, mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya.”
Dalam ayat tersebut menjelaskan suatu bangunan menghadirkan suatu  dikelilingi oleh taman, adanya air mancur dan airnya yang mengalir, serta pepohonan yang bisa dipetik buahnya. Aliran air sengaja dibuat untuk menciptakan suasana aliran sungai seperti yang digambarkan di dalam AL-QURAN. Selain itu bangunan ini juga ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan efek negatif pada lingkungan sekitarnya.
2.       Surat Yunus Ayat 5
 “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui” .
Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa dalam menciptakan bangunan seorang arsitek harus memikirkan keadaan dan musim bulan dan matahari agar dapat berfungsi sesuai dengan yang diinginkan, Radiasi panas agar thermal bangunan dapat disesuaikan. Selain itu pencahayaan yang akan didapatkan bangunan harus juga diperhatikan.
3.       Surat Al Fajr Ayat 7
(yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi” .

                   Ayat diatas menjelaskan tentang bangunan-bangunan tinggi (pencakar langit) yang dilakukan oleh penduduk di masa lampau yang pada akhirnya diabadikan dalam ayat-ayat Al Quran. Bangunan diatas termasuk kedalam jenis bangunan Lighting Architecture, dimana pencahayaan alami yang didapatkan dari matahari adalah sumber utama energinya yang kemudian dipergunakan untuk memfasilitasi seluruh aktivitas manusia didalamnya. Bangunan diatas terletak di Dubai,  Uni Emirat Arab.
4.       Surat Al Isra Ayat 73
” Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca.” Katakanlah: “Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?”
Kemewahan-kemewahan bangunan rumah yang ditampilkan oleh para pembesar kerajaan arab saudi beserta anak-anaknya pada zaman sekarang, ternyata bukanlah hal yang baru. Sebelumnya AlQuran pun pernah menyebutkan. Bahwa ternyata hal ini pun  pernah terjadi pada masa lampau. Tidak ada hal yang menarik dari gambar yang kali ini diposting. Hanya ingin menanpilkan keterkaitan atas apa yang tertulis dalam Al Quran dan yang terjadi pada kehidupan nyata.

BAB 3
3.       Penutup
a.       Kesimpulan
Surga adalah kenikmatan tertinggi dan balasan yang diinginkan bagi setiap manusia ketika nanti berada di alam akhirat. Dalam Al quran, Allah menjanjikan kepada orang beriman balasan surga yang didalamnya akan dibangun rumah-rumah yang indah. Bayangan rumah-rumah indah itu adalah rumah-rumah yang asri, penuh tanaman dan pepohonan disekitarnya.
Oleh karena itu kita harus memperhatikan kondisi dan keadaan alam sekitar. Dan vegetasi sudah seharusnya lah banyak kita masukkan sebagai bagian dari rancangan yang akan kita buat.
Dalam tataran hikmah, pemaknaan obyek arsitektur ternyata bukanlah sekedar pemaknaan akan kekokohan, kegunaan dan keindahan semata. Pemaknaan lebih dalam, sebenarnya adalah pemaknaan yang mengantarkan manusia kepada kesadaran yang lebih tinggi (transendensi) akan keesaan dan kebesaran Allah SWT. Pada akhirnya, keilmuan menjadi penguat dan penegak keyakinan agama. Insya Allah.
Arsitektur Islam yang dilandasi oleh akhlak dan perilaku Islami tidak mempunyai representasi bentuk yang satu dan seragam, tetapi arsitektur Islam mempunyai bahasa arsitektur yang berbeda, tergantung dari konteks dimana dan apa fungsi dari bangunan yang didirikan tersebut. Karya arsitektur Islam tidak pula dibatasi oleh wilayah benua dan negara, karena kita akan melihat kekayaan arsitektur Islam dari keragaman tempat yang membawa ciri khas dari wilayah masing-masing negara tersebut. Dari keberagaman tersebut, akhirnya dapat dihadirkan satu kekayaan khazanah arsitektur Islam yang melandasi lahirnya peradaban Islam yang membawa manusia pada rahmatan lil alamin.

b.    b.  Saran
Fenomena yang terjadi sekarang adalah pembangunan yang terlalu mementingkan keuntungan semata tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi. Sehingga dampak yang kita rasakan adalah suasana yang kurang bersahabat.
Oleh karena itu kita harus lebih berpikir kedepan dengan keadaan lingkungan sekitar kita. Sehingga kenyamanan alam dapat dirasakan 100 bahkan sampai 1000 tahun yang akan datang insyaallah.

Rabu, 11 Desember 2013

Alat Tukar



    Assalamualikum wr.wb
                       
Bertemu lagi bersama saya, kali ini saya akan membagi kan pelajaran ekonomi tentang AlAT TUKAR. Alat tukar sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. baiklah tanpa basa-basi langsung saja...

 ALAT TUKAR

Sejarah Alat Tukar 



SEJARAH ALAT TUKAR (UANG) INTERNASIONAL DARI LOGAM HINGGA KERTAS
PENDAHULUAN
            Uang merupakan inovasi besar dalam peradaban perekonomian dunia. Dan sudah ada sejak zaman nabi Yusuf As, sejak  ribuan tahun yang lalu sebelum kelahiran Nabi muhammad SAW. Posisi uang sangat strategis dalam satu sistem ekonomi, dan sulit digantikan variabel lainnya. Bisa dikatakan uang merupakan bagian yang terintegrasi dalam satu sistem ekonomi
            Sepanjang sejarah peradabannya, uang memainkan peran penting dalam perjalanan kehidupan moderen, Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. awalnya manusia bermuamalah dengan cara barter (saling tukar menukar barang), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi, langkah, dan dapat di terima secara umum sebagai alat tukar, Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang, pernah dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam (logam mulia), Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang yang kemudian berkembang dan berevolusi mengikuti perjalanan sejarah. Dari perkembangan inilah, uang kemudian bisa dikatagorikan dalam tiga jenis, yaitu uang barang, uang kertatas dan uang  giral atau uang kredit


v  Sejarah uang
            Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Karena jenis kebutuhanya masih sederhana, mereka belum membutuhkan orang lain.  Masing- masing individu memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Dalam priode yang dikenal sebagai priode prabarter, manusia belum mengenal transaksi perdagangan atau kegiatan jual-beli.
            Dan ketika jumlah manusia semakin bertambah dan peradabannya semakin maju, kegiatan dan transaksi anata sesama pun meningkat tajam jumlah dan jenis kebutuhan manusia pun semakin beragam, mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem barter’, yaitu barang yang ditukar dengan barang. Maka priode itu disebut dengan zaman barter.
             Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.  Dan semakin beragmnya kebutuhan manusia, semakin sulit menciptakan situasi (double coincidence of wants) keinginan yang sama pada waktu bersamaan. Keadaan tersebut akan mempersulit muamalah antara manusia. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. benda-benda yang dapat diterima oleh umum, benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik)      , Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang ini, pernah dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam.
            Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.
            Kemudian pilihan terhadap barang yang bisa digunakan sebagai alat tukar (uang), jatuh pada logam-logam mulia, seperti emas dan perak. Ada sejumlah alasan mengapa emas dan perak  dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah menjadi bagian-bagian yang kecil dengan tetap mempunyai nilai yang utuh, dan mudah dipindah-pindahkan. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.
            Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas
            Ketika uang logam masih digunakan sebagai uang resmi dunia, ada beberapa pihak yang melihat peluang meraih keuntungan dari kepemilikan mereka atas emas dan perak. Berdasarkan hal tersebut , pandai emas dan bank mengeluar kan surat (uang kertas), Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat atau perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan ‘kertas-bukti’ tersebut sebagai alat tukar yang sah.
            Uang kertas, sekarang menjadi alat tukar yang dominan, dan semua sistem perekonomian menggunakannya sebagai alat tukar utama. Malah sekarang uang yang dikeluarkan oleh bank sentral tidak lagi didukung oleh cadangan emas.

v  Fungsi uang
             Pada awalnya fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar guna memperlancar pertukaran. Namun, seiring perkembangan zaman fungsi uang pun sudah beralih dari alat tukar ke fungsi yang lebih luas, uang sekarang ini telah memiliki berbagai fungsi sehingga benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat sebagai pengguna uang .
            Fungsi-fungsi dari uang secara umum, adalah sebagai berikut: 
1.      Alat tukar-menukar
            Yaitu berfungsi sebagai alat untuk membeli atau menjual suatu barang maupun jasa. Dengan kata lain, uang dapat dilakukan untuk membayar terhadap barang yang akan dibeli atau diterima sebagai alat tukar dapat dilakukan  terhadap segala jenis barang dan jasa yang ditawarkan.
2.      Satuan hitung
            Fungsi uang sebagai satuan hitung menunjukkan nilai dari barang dan jasa yang dijual atau dibeli. Besar kecilnya nilai yang dijadikan sebagai satuan hitung dalam menentukan harga barang dan jasa secara mudah. Dengan adanya uang akan lebih mempermudah keseragaman dalam satuan hitung.
3.      Penimbun kekayaan
            Dengan menyimpan uang berarti kita menyimpan atau menimbun kekayaan sejumlah uang yang disimpan , karena nilai uang tersebut tidak akan berubah. Uang yang disimpan menjadi kekayaan dapat berupa uang tunai maupun uang yang disimpan dibank dalam bentuk rekening.
4.      Standar pencicilan uang
            Dengan adanya uang akan mempermudah menentukan setandar pencicilan utang piutang secara tepat dan cepat, baik secara tunai maupun secara angsuran. 
v  Jenis-jenis uang
1.      Berdasarkan bahan
a.        Uang logam
b.       Uang kertas
2.      Berdasarkan nilai
a.        Bernilai penuh (full bodied money)
b.       Tidak bernilai penuh (representatif full bodied money)
3.      Berdasarkan lembaga
a.        Uang kartal,
b.       Uang giral,
c.        Uang barang (commodity money)
4.      Berdasarkan kawasan
a.        Uang lokal,
b.       Uang regional,
c.        Uang internasional
a.   Teori barang
1.         Teori logam (katalistik) menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena bahannya dibuat dari logam yang bernilai tinggi. Teori ini dipelopori oleh Adam Smith.
2.         Teori nilai batas menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena adanya keperluan masyarakat akan barang dan adanya kepercayaan terhadap uang.

b. Teori nominalisme
1.        Teori perjanjian (konvensi), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya perjanjian untuk memakai suatu benda dalam pertukaran. Pelopor teori ini adalah Thomas Aquinas.
2.        Teori kebiasaan, yaitu uang diterima oleh masyarakat karena kebiasaan masyarakat menggunakan benda tertentu dalam pertukaran.
3.        Teori kenegaraan, yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya ketetapan dari pemerintah dalam pertukaran.
4.        Teori tuntutan (klaim), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena ada tuntutan terhadap barang-barang yang dihasilkan masyarakat. Pelopor teori ini adalah J. S. Mill.
5.        Teori realisme (fungsi), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya penilaian terhadap uang yang dapat memudahkan pertukaran. Pelopor teori ini adalah David Hume.

Teori kuantitas uang merupakan teori yang mengemukakan adanya hubungan langsung antara perubahan jumlah uang yang beredar dengan perubahan harga barang. Hubungan tersebut dapat dikemukakan bahwa harga barang berbanding lurus dengan jumlah uang yang beredar. Teori kuantitas tersebut dikemukakan oleh Irving Fisher, dengan rumus sebagai berikut:
MV = PT
M = money in circulation (jumlah uang yang beredar)
V = velocity of circulation (kecepatan peredaran uang)
P = price (tingkat harga rata-rata barang)
T = trade (jumlah barang yang diperdagangkan)
Standar moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang, termasuk di dalamnya peraturan tentang ciriciri/ sifat-sifat dari uang, pengaturan tentang jumlah uang yang beredar (baik logam maupun kertas), ekspor-impor logam mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan demand deposit (simpanan yang setiap saat dapat diambil)

Macam-Macam Standar Moneter


Standar moneter pada hakikatnya dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu standar barang dan standar kepercayaan.
a.      Standar barang (commodity standard)
Standar barang adalah sistem moneter di mana nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau perak). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar barang ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
2)      standar emas (the gold standard),
3)      standar perak (the silver standard),
4)      standar kembar (emas dan perak).
b. Standar kepercayaan (faith standard) atau standar kertas
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dapat kamu simak penjelasan masing-masing sistem moneter beserta kebaikan dan keburukannya.
a.       Standar Emas
b.      Standar Perak
c.       Standar Kembar
d.      Standar Kepercayaan/Standar Kertas

Mungkin sampai disini, sampai bertemu di posting selanjutnya. semoga bermanfaat ^-^