Assalamualaikum wr.wb :)
Artikel ini merupakan posting pertama saya. Pada Kesempatan ini saya ingin berbagi dalam mengerjakan tugas resensi novel. novel yang akan saya bahas kali ini novel yang berjudulkan Let Go... sebelum kalian membuka blog ini pasti kalian semua sudah membaca novel yang menarik tersebut. dan sekarang kalian ditugaskan oleh guru kalian untuk mengerjakan resensi. oleh karena itu saya membantu kalian... oke langsung saja :) semoga bermanfaat.
Let Go
Penulis : Windhy Puspitadewi
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 244 halaman
Tahun
Terbit : Cetakan pertama 2009
Harga : Rp. 40.000,-
“Kau tahu artinya kehilangan? Yakinlah,
kau tak akan pernah benar-benar tahu sampai kau sendiri mengalaminya”
Novel ini menceritakan tentang Caraka
Pamungkas yang merupakan anak kelas X yang dipanggil dengan nama Raka, selama 4
bulan menjadi siswa SMA dia sudah berkelahi selama 2 kali. Raka merupakan anak
yatim, ayahnya meninggal karena sakit. Dia tinggal bersama ibunya. Dahulu saat
ayahnya hidup Ibu Raka hanya sebagai ibu rumah tangga, tetapi setelah ayahnya
meninggal, Ibunya Raka kembali bekerja sampai larut malam. Sehingga Raka selalu
menyiapkan makan malam untuk dia dan ibunya.
Suatu hari
Bu Ratna wali kelas Raka mengetahui bahwa Raka kembali berkelahi sehingga
membuat teman – temannya babak belur. Bu Ratna sudah capek untuk menghukum Raka
dengan memberikan skorsing. Untuk perkelahiannya yang ke-2 kali nya itu, Raka
dihukum untuk masuk redaksi sekolah Veritas. Sebenarnya dia tidak suka tapi
karena hukuman yang harus dijalankan akhirnya dia megikutinya Redaksi sekolah
veritas yang beranggotakan Sarah sebagai ketuanya, Nadya, Nathan dan Bu Ratna
sebagai pembinannya. Anggota veritas memiliki karakter yang berbeda – beda.
Sarah yang sangat penakut dan pendiam, Nathan yang penuh teka – teki dalam
hidupnya, dan Nadya orang yang paling sibuk yang pernah ditemui Raka.
Sebenarnya Nathan dan Nadya bukanlah anggota Veritas, mereka menjadi anggota Veritas
karena Nathan yang pintar dan Nadya yang aktif sedangkan Sarah ketiban sial
yang menjadi ketua redaksi majalah sekolah akibat kakak – kakak seniornya yang
tak acuh.
Berbagai masalah menghadang mereka dan
membuat mereka menyadari bahwa persahabatan mereka amatlah berharga, kehidupan
masing-masing anggota tim majalah dinding itu pun berubah, tentunya ke arah
yang lebih baik. Tak terkecuali Raka sendiri. Sikap ikut campur Raka membawanya
mengenal ketiga temannya dengan lebih baik.
Raka yang memandang Nadya hanya seorang gadis yang selalu mencoba
untuk mandiri dan memaksakan diri untuk mengerjakan semua sendiri membuat Raka
selalu ingin melindunginya. Masalah cinta datang dari si cengeng penakut, Sarah.
Tak bisa berkata tidak, selalu memandang diri rendah, membuat Raka mau tak mau
harus selalu menolongnya. Sayang sikap baik Raka menimbulkan perasaan lebih
dari Sarah. Dan sayang pula, sikap tak tegaan Raka membuatnya tak bisa menolak
Sarah. Walaupun sebenarnya Raka telah jatuh cinta kepada Nadya karena mereka
memiliki banyak persamaan diantaranya mereka menyukai jenis film dan musik yang
sama.
Hal menarik lain adalah Persahabatan antara Caraka dengan Nathan. Nathan
yang selalu bersikap dingin ini ternyata diam-diam memperdulikan si Caraka
begitu juga dengan Caraka, berpura-pura tidak akrab namun ia juga memperdulikan
si Nathan.
Pada bagian akhir cerita penulis memusatkan ceritanya pada 2 tokoh
tersebut. Ternyata nasib Nathan dan Caraka tidak jauh berbeda, mereka sudah
pernah kehilangan orang yang mereka sayangi. Entah apa yang menyebabkan si
Nathan mengatakan pada Caraka bahwa umur Nathan sudah divonis dokter karena
penyakitnya yang sangat parah. Nathan dapat diselamatkan dengan melakukan
Operasi namun, ia selalu membantah.
Akhirnya Nathan ingin memutuskan tali persahabatannya dengan
teman-temannya, karena ia takut mereka akan sedih kehilangannya, namun si
Caraka membantahnya dengan membujuk Nathan melakukan Operasi pada penyakitnya
itu, setelah berusaha membujuk Nathan, akhirnya ia mau melakukan Operasi namun
apalah daya, karena penyakit itu sudah lama diderita Nathan bisa dikatakan
Operasinya terlambat dan tidak bisa lagi menyelamatkan Nathan.
Sesuai dengan judul
novelnya “Let Go” yang artinya biarkan pergi. Penulis menutup
Novelnya dengan perpisahan menyakitkan dengan kepergian sahabat terdekat Caraka
yang telah menghembuskan nafas terakhirnya. Persahabatan itu sangat penting,
karena dengan persahabatan hidup kita dapat menjadi lebih mudah. Novel ini
memuat kisah persahabatan yang indah namun ditutup dengan perpisahan yang
menyakitkan. Tidak hanya menceritaka tentang persahabatan dan kehilangan namun
novel ini juga menceritakan tentang percintaan seperti novel dalam kelangan
remaja zaman sekarang ini.
Novel ini mengajari kita bahwa perbedaan
itu bukan jurang pemisah untuk menuju persahabatan yang abadi. Kisah Nathan
juga mengajari kita bahwa kesempatan sekecil apapun, harus kita ambil karna
tidak akan ada yang sia-sia di dunia ini. Selain itu juga sesama manusia kita harus saling peduli, saling
tolong menolong, dan tidak pernah melupakan persahabatan.
Yang paling menarik dalam novel ini ialah Penulis mengutip beberapa kata-kata
mutiara, kalimat-kalimat terkenal, potongan lirik lagu dan film dan beberapa
puisi menyetuh yang dikarang oleh penulis novel ini sendiri agar lebih nyaman dibaca dan begitu menyentuh hati pembaca.
Gaya bahasa dalam novel ini terkesan sederhana dan simpel, tanpa
kata-kata “lo-gue” seperti halnya novel-novel remaja lainnya, namun tetap enak
untuk dibaca para remaja karena tetap memasukkan hal-hal berbau khas remaja. Kisah yang ditampilkan mengharukan dan mungkin tak sedikit
banyak pernah terjadi dilingkungan sekitar, walaupun ada beberapa adegan dalam
cerita lebih terkesan seperti cuplikan adegan sinetron, namun cukup ringan
untuk dibaca dengan kondisi waktu luang yang cukup singkat. Selain itu novel
ini juga tidak hanya membahas masalah roman remaja, tetapi juga masalah
buku-buku sastra, film-film yang menarik, dan juga musik-musik klasik.
Alur ceritanya juga simpel, justru
cenderung klasik. Kehidupan empat orang remaja sebagai titik pusat, dengan
berbagai masalahnya, diceritakan dengan apa adanya, tanpa terburu-buru. Cerita ini
juga tidak dapat diketahui alur selanjutnya sehingga kita penasaran selalu
ingin melanjutkan membacanya.
Latar tempat dalam noveli ini beragam
mulai dari sekolah, rumah Raka, rumah Nathan, ruanagan redaksi, ruang musik
bahkan diparkiran sekolah. Suasana dalam novel ini menceritakan ada yang menegangakan yaitu pada saat
pelajaran matematika ketika Raka dimarahi oleh Pak Anug karena tertidur dan
Nathan yang membela Raka. Yang pasti menyedihkan disaat teman-teman Nathan
mengetahui bahwa penyakit Nathan dan nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Dalam novel ini, karakter tokoh tetap stabil. Caraka yang keras kepala
dan pantang menyerah tetap tergambar dari awal hingga akhir. Begitu pula dengan
Nathan yang sinis, sampai akhir cerita ia tetap sinis pada teman-temannya,
meski sebenarnya sikap sinisnya hanya satu-satunya cara untuk dia mengungkapkan
emosi, yang akhirnya dapat diubah Caraka. Nadya yang tetap menjadi wanita tegas
dan keras, yang tetap memiliki sifat khasnya hingga akhir cerita, dan Sarah
yang pemalu dan pendiam, namun perlahan mampu dibuat Caraka untuk menjadi sosok
wanita yang pemberani.
Kelebihan lain yang mampu menarik pembeli adalah cover yang dirancang
Gagas Media sedemikian rupa, covernya sesuai dengan judul novelnya sehingga
tekesan lembut dan cantik. Sehingga menarik perhatian pembaca.
Pada setiap hasil karya
selalu ada kelemahan, novel ini mempunyai kelemahan yaitu, terletak pada pengeditan. Ada
beberapa kata salah ketik yang dijumpai dalam novel ini.
Mungkin itu saja yang dapat saya bantu dalam resensi nonel Let Go, semoga bermanfaar :) sampai bertemu di posting yang lain ^-^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar