Senin, 09 Desember 2013

Resensi Novel Let Go



Assalamualaikum wr.wb :)

Artikel ini merupakan posting pertama saya. Pada Kesempatan ini saya ingin berbagi dalam mengerjakan tugas resensi novel. novel yang akan saya bahas kali ini novel yang berjudulkan Let Go... sebelum kalian membuka blog ini pasti kalian semua sudah membaca novel yang menarik tersebut. dan sekarang kalian ditugaskan oleh guru kalian untuk mengerjakan resensi. oleh karena itu saya membantu kalian... oke langsung saja :) semoga bermanfaat.

Let Go



 
                        Judul Novel      : Let Go
                              Penulis             : Windhy Puspitadewi
                                  Penerbit           : Gagas Media
                                  Tebal               : 244 halaman
                                  Tahun Terbit     : Cetakan pertama 2009
                                  Harga               : Rp. 40.000,-

Kau tahu artinya kehilangan? Yakinlah, kau tak akan pernah benar-benar tahu sampai kau sendiri mengalaminya”
Novel ini menceritakan tentang Caraka Pamungkas yang merupakan anak kelas X yang dipanggil dengan nama Raka, selama 4 bulan menjadi siswa SMA dia sudah berkelahi selama 2 kali. Raka merupakan anak yatim, ayahnya meninggal karena sakit. Dia tinggal bersama ibunya. Dahulu saat ayahnya hidup Ibu Raka hanya sebagai ibu rumah tangga, tetapi setelah ayahnya meninggal, Ibunya Raka kembali bekerja sampai larut malam. Sehingga Raka selalu menyiapkan makan malam untuk dia dan ibunya.
            Suatu hari Bu Ratna wali kelas Raka mengetahui bahwa Raka kembali berkelahi sehingga membuat teman – temannya babak belur. Bu Ratna sudah capek untuk menghukum Raka dengan memberikan skorsing. Untuk perkelahiannya yang ke-2 kali nya itu, Raka dihukum untuk masuk redaksi sekolah Veritas. Sebenarnya dia tidak suka tapi karena hukuman yang harus dijalankan akhirnya dia megikutinya Redaksi sekolah veritas yang beranggotakan Sarah sebagai ketuanya, Nadya, Nathan dan Bu Ratna sebagai pembinannya. Anggota veritas memiliki karakter yang berbeda – beda. Sarah yang sangat penakut dan pendiam, Nathan yang penuh teka – teki dalam hidupnya, dan Nadya orang yang paling sibuk yang pernah ditemui Raka. Sebenarnya Nathan dan Nadya bukanlah anggota Veritas, mereka menjadi anggota Veritas karena Nathan yang pintar dan Nadya yang aktif sedangkan Sarah ketiban sial yang menjadi ketua redaksi majalah sekolah akibat kakak – kakak seniornya yang tak acuh.
Berbagai masalah menghadang mereka dan membuat mereka menyadari bahwa persahabatan mereka amatlah berharga, kehidupan masing-masing anggota tim majalah dinding itu pun berubah, tentunya ke arah yang lebih baik. Tak terkecuali Raka sendiri. Sikap ikut campur Raka membawanya mengenal ketiga temannya dengan lebih baik.
Raka yang  memandang Nadya hanya seorang gadis yang selalu mencoba untuk mandiri dan memaksakan diri untuk mengerjakan semua sendiri membuat Raka selalu ingin melindunginya. Masalah cinta datang dari si cengeng penakut, Sarah. Tak bisa berkata tidak, selalu memandang diri rendah, membuat Raka mau tak mau harus selalu menolongnya. Sayang sikap baik Raka menimbulkan perasaan lebih dari Sarah. Dan sayang pula, sikap tak tegaan Raka membuatnya tak bisa menolak Sarah. Walaupun sebenarnya Raka telah jatuh cinta kepada Nadya karena mereka memiliki banyak persamaan diantaranya mereka menyukai jenis film dan musik yang sama.
Hal menarik lain adalah Persahabatan antara Caraka dengan Nathan. Nathan yang selalu bersikap dingin ini ternyata diam-diam memperdulikan si Caraka begitu juga dengan Caraka, berpura-pura tidak akrab namun ia juga memperdulikan si Nathan.
Pada bagian akhir cerita penulis memusatkan ceritanya pada 2 tokoh tersebut. Ternyata nasib Nathan dan Caraka tidak jauh berbeda, mereka sudah pernah kehilangan orang yang mereka sayangi. Entah apa yang menyebabkan si Nathan mengatakan pada Caraka bahwa umur Nathan sudah divonis dokter karena penyakitnya yang sangat parah. Nathan dapat diselamatkan dengan melakukan Operasi namun, ia selalu membantah.
Akhirnya Nathan ingin memutuskan tali persahabatannya dengan teman-temannya, karena ia takut mereka akan sedih kehilangannya, namun si Caraka membantahnya dengan membujuk Nathan melakukan Operasi pada penyakitnya itu, setelah berusaha membujuk Nathan, akhirnya ia mau melakukan Operasi namun apalah daya, karena penyakit itu sudah lama diderita Nathan bisa dikatakan Operasinya terlambat dan tidak bisa lagi menyelamatkan Nathan.
Sesuai dengan judul novelnya  “Let Go” yang artinya biarkan  pergi. Penulis menutup Novelnya dengan perpisahan menyakitkan dengan kepergian sahabat terdekat Caraka yang telah menghembuskan nafas terakhirnya. Persahabatan itu sangat penting, karena dengan persahabatan hidup kita dapat menjadi lebih mudah. Novel ini memuat kisah persahabatan yang indah namun ditutup dengan perpisahan yang menyakitkan. Tidak hanya menceritaka tentang persahabatan dan kehilangan namun novel ini juga menceritakan tentang percintaan seperti novel dalam kelangan remaja zaman sekarang ini.
Novel ini mengajari kita bahwa perbedaan itu bukan jurang pemisah untuk menuju persahabatan yang abadi. Kisah Nathan juga mengajari kita bahwa kesempatan sekecil apapun, harus kita ambil karna tidak akan ada yang sia-sia di dunia ini. Selain itu juga sesama manusia kita harus saling peduli, saling tolong menolong, dan tidak pernah melupakan persahabatan.
Yang paling menarik dalam novel ini ialah Penulis mengutip beberapa kata-kata mutiara, kalimat-kalimat terkenal, potongan lirik lagu dan film dan beberapa puisi menyetuh yang dikarang oleh penulis novel ini sendiri agar lebih nyaman dibaca dan  begitu menyentuh hati pembaca.
Gaya bahasa dalam novel ini terkesan sederhana dan simpel, tanpa kata-kata “lo-gue” seperti halnya novel-novel remaja lainnya, namun tetap enak untuk dibaca para remaja karena tetap memasukkan hal-hal berbau khas remaja. Kisah yang ditampilkan mengharukan dan mungkin tak sedikit banyak pernah terjadi dilingkungan sekitar, walaupun ada beberapa adegan dalam cerita lebih terkesan seperti cuplikan adegan sinetron, namun cukup ringan untuk dibaca dengan kondisi waktu luang yang cukup singkat. Selain itu novel ini juga tidak hanya membahas masalah roman remaja, tetapi juga masalah buku-buku sastra, film-film yang menarik, dan juga musik-musik klasik.
Alur ceritanya juga simpel, justru cenderung klasik. Kehidupan empat orang remaja sebagai titik pusat, dengan berbagai masalahnya, diceritakan dengan apa adanya, tanpa terburu-buru. Cerita ini juga tidak dapat diketahui alur selanjutnya sehingga kita penasaran selalu ingin melanjutkan membacanya.
Latar tempat dalam noveli ini beragam mulai dari sekolah, rumah Raka, rumah Nathan, ruanagan redaksi, ruang musik bahkan diparkiran sekolah. Suasana dalam novel ini menceritakan  ada yang menegangakan yaitu pada saat pelajaran matematika ketika Raka dimarahi oleh Pak Anug karena tertidur dan Nathan yang membela Raka. Yang pasti menyedihkan disaat teman-teman Nathan mengetahui bahwa penyakit Nathan dan nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Dalam novel ini, karakter tokoh tetap stabil. Caraka yang keras kepala dan pantang menyerah tetap tergambar dari awal hingga akhir. Begitu pula dengan Nathan yang sinis, sampai akhir cerita ia tetap sinis pada teman-temannya, meski sebenarnya sikap sinisnya hanya satu-satunya cara untuk dia mengungkapkan emosi, yang akhirnya dapat diubah Caraka. Nadya yang tetap menjadi wanita tegas dan keras, yang tetap memiliki sifat khasnya hingga akhir cerita, dan Sarah yang pemalu dan pendiam, namun perlahan mampu dibuat Caraka untuk menjadi sosok wanita yang pemberani.
Kelebihan lain yang mampu menarik pembeli adalah cover yang dirancang Gagas Media sedemikian rupa, covernya sesuai dengan judul novelnya sehingga tekesan lembut dan cantik. Sehingga menarik perhatian pembaca.
Pada setiap hasil karya selalu ada kelemahan, novel ini mempunyai kelemahan yaitu, terletak pada pengeditan. Ada beberapa kata salah ketik yang dijumpai dalam novel ini. 

 Mungkin itu saja yang dapat saya bantu dalam resensi nonel Let Go, semoga bermanfaar :) sampai bertemu di posting yang lain ^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar